Cerita Dewasa | Kuperawani Cewek Baruku
Cerita Dewasa Terbaru | Kuperawani Cewek Baruku - Haiii pembaca setia yudatfort814….
Kenalkan namaku Ryan, umur saat ini 22 tahun, tercatat sebagai
mahasiswa sebuah PTS di Bandung. Pengalaman nyata cerita dewasa sex yang
akan kuceritakan ini terjadi tiga tahun yang lalu. Sudah lama memang,
tapi aku selalu teringat-ingat pengalaman seks tersebut dan tak akan
pernah aku melupakan satu nama seorang mahasiswi bernama Cindy. Walau
hingga sekarang pun akan selalu kukenang saat-saat indah bersamanya.
cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot
Pertemanan
akrabku dengan Cindy karena ia adalah cucu dari ibu kostku. Cindy lebih
tua 2 tahun dan dia anak Surabaya, sedang kuliah di Bandung hanya beda
kampus denganku. Yang aku tahu, kedua orangtuanya sudah pisah ranjang
selama dua tahun (tapi tidak bercerai) dan Cindy ikut tinggal bersama
neneknya (ibu kostku) ketika ia masuk kuliah. Mungkin terlalu panjang
kalo kuceritakan bagaimana prosesnya hingga kami berpacaran. Aku
beruntung punya cewek seperti dia yang wajahnya sangat cantik (pernah
dia ditawarin untuk menjadi model), segala yang diidamkan pria melekat
pada dia. Kulitnya yang putih, hidung bangir, matanya yang indah dan
bening, rambut ikal serta tubuhnya yang sexy padat.. Aku juga nggak tahu
kenapa ibu kost menerimaku untuk nge-kost dirumahnya padahal yang kost
di rumahnya adalah cewek semua. Mungkin karena ngeliat tampangku seperti
orang baik-baik kali ya (hehehe)…
cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot
Pada
awal kami berpacaran, Cindy termasuk pelit untuk urusan mesra-mesraan.
Jangankan untuk berciuman, minta pegang tangannya saja susahnya minta
ampun, ga terbayang deh untuk bisa ngentot dia hehehe… ! Padahal aku
termasuk orang yang hypersex, dan aku sering kali melakukan onani untuk
melampiaskan nafsu seksku, hingga sekarang. Aku bisa melakukan onani
sampai tiga kali sehari. Setiap kali fantasi dan gairah seksku datang,
pasti kulakukan kebiasaan jelekku itu. Entah dikamar mandi menggunakan
sabun, sambil nonton VCD porno dan seringnya sambil tiduran telungkup di
atas kasur sambil kugesek-gesekkan penisku. Aku merasakan nikmat setiap
orgasme onani. Back to story, sejak aku dan Cindy resmi jadian, baru
dua minggu kemudian dia mau kucium pipinya. Itu pun setelah melalui
perdebatan yang panjang, akhirnya ia mau juga kucium pipinya yang mulus
itu, dan aku selalu ingin merasakan dan mengecup lagi sejak saat itu.
Hingga
pada suatu malam, ketika waktu menunjukkan pukul setengah sepuluh, aku,
Cindy dan Desi (anak kost yang lain) masih asyik menonton TV di ruang
tengah. Sementara ibu kostku serta 3 anak kost yang lain sudah pergi
tidur. Kami bertiga duduk diatas permadani yang terhampar di ruang
tengah. Desi duduk di depan sementara aku dan Cindy duduk agak jauh
dibelakangnya. Lampu neon yang menyinari ruangan selalu kami matikan
kalau sedang menonton TV. Biar tidak silau kena mata maksudnya. Atau
mungkin juga demi menghemat listrik. Yang jelas, cahaya dari TV agak
begitu samar dan remang-remang. Desi masih asyik menonton dan Cindy yang
disampingku saat itu hanya mengenakan kaos ketat dan rok mini matanya
masih konsen menonton film tersebut. Sesekali saat pandangan Desi
tertuju pada TV, tanganku iseng-iseng memeluk pinggang Cindy. Entah
Cindy terlalu memperhatikan film hingga tangannya tidak menepis saat
tanganku memeluk tubuhnya yang padat. Dia malah memegang rambutku, dan
membiarkan kepalaku bersandar di pundaknya. Terkadang kalo pas iklan,
Cindy pura-pura menepiskan tanganku agar perbuatanku tidak dilihat Desi.
Dan saat film diputar lagi, kulingkarkan tanganku kembali.
“I love you, honey….” Bisikku di telinganya.
Cindy
menoleh ke arahku dan tanpa sepengetahuan Desi, ia mendaratkan
ciumannya ke pipiku. Oh my God, baru pertama kali aku dicium seorang
cewek, tanpa aku minta pula. Situasi seperti ini tiba-tiba membuat
pikiranku jadi ngeres apalagi saat Cindy meremas tanganku yang saat itu
masih melingkar di pinggangnya, dan matanya yang sayu sekilas menoleh ke
arah Desi yang masih nongkrong di depan TV. Aman, pikirku.Apalagi
ditambah ruangan yang hanya mengandalkan dari cahaya Tv, maka sesekali
tanganku meremas payudara Cindy. Cindy menggelinjang, sesekali menahan
nafas. Lutut kanannya ditekuk, hingga saat tangan kiriku masuk ke dalam
daster bagian bawah yang agak terbuka dari tadi, sama sekali tidak
diketahui Desi. Mungkin ia konsen dengan film, atau mungkin juga ia
sudah ngantuk karena kulihat dari tadi sesekali ia mengangguk seperti
orang ketiduran.
Ciumanku
kini sedikit menggelora, menelusuri leher Cindy yang putih mulus
sementara tangan kiriku menggesek-gesekkan perlahan vagina Cindy yang
masih terbungkus celana dalam. Ia mendesah dan mukanya mendongak ke atas
saat kurasakan celana dalamnya mulai basah dan hangat. Mungkin ia
merasakan kenikmatan, pikirku.Tanganku yang mulai basah oleh cairan
vagina Cindy buru-buru kutarik dari dalam roknya, ketika tiba-tiba Desi
bangkit dan melihat ke arah kami berdua. Kami bersikap seolah sedang
konsen nonton juga.
“Aku ngantuk. Tidur duluan ya….. nih remote-nya!” ujar Desi sambil menyerahkan remote TV pada Cindy.
Desi
kemudian masuk ke kamarnya dan mengunci pintu dari dalam. Aku yang tadi
agak gugup, bersorak girang ketika Desi hanya pamitan mau tidur. Aku
pikir dia setidaknya mengetahui perbuatanku dengan Cindy. Bisa mati aku.
Cindy yang sejak tadi diam (mungkin karena gugup juga) matanya kini
tertuju pada TV. Aku tahu dia juga pura-pura nonton, maka saat tubuhnya
kupeluk dan bibirnya kucium dia malah membalas ciumanku.
“Kita jangan disini Say, nanti ketahuan….” Bisiknya diantara ciuman yang menggelora.
Segera
kubimbing tangan Cindy bangkit, setelah mematikan TV dan mengunci kamar
Cindy, kuajak dia ke kamar sebelah yang kosong. Disini tempatnya aman
karena setiap yang akan masuk ke kamar ini harus lewat pintu belakang
atau depan. Jalan kami berjingkat supaya orang lain yang telah tertidur
tidak mendengar langkah-langkah kami atau ketika kami membuka dan
menutup kunci dan pintu kamar tengah dengan perlahan.
Setelah kukunci dari dalam dan kunyalakan lampu kamar kuhampiri Cindy yang telah duduk di tepi ranjang.
“Aku cinta kamu, Cindy…..” ujarku ketika aku telah duduk disampingnya.
Mata
Cindy menatapku lekat.. Sejenak kulumat bibirnya perlahan dan Cindy pun
membalas membuat lidah kami saling beradu. Nafas kami kembali makin
memburu menahan rangsangan yang kian menggelora. Desahan bibirnya yang
tipis makin mengundang birahi dan nafsuku. Kuturunkan ciumanku ke
lehernya dan tangannya menarik rambutku. Nafasnya mendesah. Aku tahu dia
sudah terangsang, lalu kulepaskan kaosnya. Payudaranya yang padat
berisi ditutupi BH berwarna merah tua. Betapa putih kulitnya, mulus tak
ada cacat. Kemudian bibir kami pun berciuman kembali sementara tanganku
sibuk melepaskan tali pengikat BH, dan sesaat kemudian kedua payudaranya
yang telah mengeras itu kini tanpa ditutupi kain sehelai pun.
Kuusap kedua putingnya, dan Cindy pun tersenyum manja.
“Ayo Yan, lakukanlah….” Ujarnya.
Tak
kusia-siakan kesempatan ini, dan mulai kujilati payudaranya bergantian.
Sementara tangan Cindy membantu tanganku melepaskan kemeja yang masih
kukenakan. Kukecup putingnya hingga dadanya basah mengkilap. Betapa
beruntungnya aku bisa menikmati semua yang ada ditubuhnya. Tangan
kananku yang nakal mulai merambah turun masuk ke dalam roknya, dan
kugesek-gesekkan pelan di bibir vaginanya. Cindy menggelinjang menahan
nikmat, sesekali tangannya juga ikut digesek-gesekkan kesekitar
vaginanya sendiri.
Bibirnya
mendesah menahan kenikmatan. Matanya terpejam, Sebentar kemudian
vaginanya mulai sedit basah. Dan kami pun mulai melepaskan celana kami
masing-masing hingga tubuh kami benar-benar polos. Betapa indahnya tubuh
Cindy, apalagi ketika kulihat vaginanya yang terselip diantara kedua
selangkangannya yang putih mulus.
“Wah.. punyamu oke Cindy, Ok’s banget…” ujarku terpana
Begitu mulus memang,ditambah dengan bulu-bulu lebat disekitar bagian sensitifnya.
“Burungmu
juga besar dan bertenaga. Aku suka Yan….” Balasnya sambil tangannya
mencubit pelan kemaluanku yang sudah tegak dari tadi.
“Come on Honey….” Pintanya menggoda.
Aku
tahu Cindy sudah begitu terangsang maka kemudian kusuruh Cindy
berbaring di atas kasur. Dan aku baringkan tubuhku terbalik, kepalaku
berada di kakinya dan sebaliknya(posisi 69). Kucium ujung kakinya pelan
dan kemudian ciumanku menuju hutan lebat yang ada diantara kedua
selangkangannya. Kukecup pelan bibir vaginanya yang sudah basah, kujilat
klitorisnya sementara mulut Cindy sibuk mengocok-ngocok kemaluanku.
Bibir vaginanya yang merah itu kulumat habis tak tersisa. Ehm, betapa
nikmatnya punyamu Cindy, pikirku. Ciumanku terus menikmati klitoris
Cindy, hingga sekitar vaginanya makin basah oleh cairan yang keluar dari
vaginanya.
Kedua
jari tanganku aku coba masukkan lubang vaginanya dan kurasakan nafas
Cindy mendesah pelan ketika jariku kutekan keluar masuk.
“Ahh… nikmat Yannn…ahhhh…” erangnya.
Kugesek-gesekkan
kedua jariku diantara bibir klitorisnya dan Cindy makin menahan nikmat.
Selang 5 menit kemudian kuhentikan gesekkan tanganku, dan kulihat Cindy
sedikit kecewa ketika aku menghentikan permainan jariku.
“Jangan sedih Say, aku masih punya permainan yang menarik, okay?”
“Oke. Sekarang aku yang mengatur permainan ya?” ujarnya.
Aku
mengangguk.Jujur saja, aku lebih suka kalau cewek yang agresif.Cindy
pun bangkit, dan sementara tubuhku masih terbaring di atas kasur.
“Aku di atas, kamu dibawah, okay? Tapi kamu jangan nusuk dulu ya Say?”
Tanpa
menunggu jawabanku tubuh Cindy menindih tubuhku dan tangan kanannnya
membimbing penisku yang telah berdiri tegak sejak tadi dan
blessss…….ah,Cindy merasa bahagia saat seluruh penisku menembus
vaginanya dan terus masuk dan masuk menuju lubang kenikmatan yang paling
dalam. Dia mengoyang-goyangkan pantatnya dan sesekali gerakannya
memutar, bergerak mundur maju membuat penisku yang tertanam bergerak
bebas menikmati ruang dalam “gua”-nya.
Cindy
mendesah setiap kali pantatnya turun naik, merasakan peraduan dua
senjata yang telah terbenam di dalam surga.Tanganku meremas kedua
payudara Cindy yang tadi terus menggelayut manja. Rambutnya dibiarkan
tergerai diterpa angin dingin yang terselip diantara kehangatan malam
yang kami rasakan saat ini. Kubiarkan Cindy terus menikmati permainan
ini. Saat dia asyik dengan permainannya kulingkarkan tanganku
dipinggangnya dan kuangkat badanku yang terbaring sejak tadi kemudian
lidah kami pun beradu kembali.
“Andainya kita terus bersama seperti ini, betapa bahagianya hidupku ini Cindy ” bisikku pelan
“Aku juga, dan ku berharap kita selalu bersama selamanya..”
Sepuluh
menit berlalu, kulihat gesekan pinggang Cindy mulai lemah. Aku tahu
kalau dia mulai kecapekan dan aku yang mengambil inisiatif serangan.
Kutekan naik turun pinggangku, sementara Cindy tetap bertahan diam. Dan
suara cep-clep-clep… setiap kali penisku keluar masuk vaginanya.
“Ahh
terusss Yannnnn….terusss…nikmattttt…ahh…ahhhh….” hanya kalimat itu yang
keluar dari mulut Cindy, dan aku pun makin menggencarkan seranganku.
Ingin
kulibas habis semua yang ada dalam vaginanya. Suara ranjang berderit,
menambah hot permainan yang sedang kami lakukan. Kutarik tubuh Cindy
tanpa melepaskan penisku yang sedang berlabuh dalam vaginanya dan
kusuruh dia berdiri agar kami melakukan gerakan sex sambil berdiri.
“Kamu punya banyak style ya say?” katanya menggoda.
“Iya dong, demi kepuasan kamu juga” jawabku sambil mulai menggesek-gesekan pebisku kembali.
“Ahh teruss…terusss……” desah Cindy ketika penisku berulang kali menerobos vaginanya.
Kupeluk
tubuh Cindy erat sementara jari tangan kirinya membelai lembut
bulu-bulu vaginanya, dan sesekali membantu penisku masuk kembali setiap
kali terlepas. Keringat membasahi tubuh kami. Lehernya yang mulus kucium
pelan, sementara nafas kami mulai berdegup kencang.
“Yan, keteteran nih, mau klimaks. Jangan curang dong….”
“Oke, tahan dulu Cindy” dan kucabut batang penisku yang telah basah sejak tadi.
Kusuruh
Cindy nungging di ranjang, sementara tanganku mengarahkan penisku yang
telah siap masuk kembali. Dan kumasukkan sedikit demi sedikit hingga
penisku ambles semua ke dalam surga yang nikmat.
“Ah…tekan Yan…enaaaakkkkk…terusssss Yannn….” Erangnya manja setiap kali penisku menari-nari di dalam vaginanya.
Tanganku memegang pinggangnya agar gerakanku teratur dan penisku tidak terlepas,.
“Ohh…nikmat sekali Yan….teruss….terusss……” desahnya.
Betapa
nikmatnya saat-saat seperti ini…dan terus kuulang sementara mulut kami
mendesah merasakan kenikmatan yang teramat sangat setiap kali penisku
mempermaikan vaginanya.
“Yan….aku mo keluar nih…..udah ngga tahan….ahhh….ahhhh….” ujar Cindy tiba-tiba.
“Tahan Cin, aku juga hampir sampai….” aku menekan-nekan penisku kian cepat,sehingga suara ranjang ikut berderit cepat.
Dan kurasakan otot-otot penisku mengejang keras dan cairan spermaku berkumpul dalam satu titik.
“Aku
keluar sekarang Cin….” penisku kucabut dari lubang vaginanya dan
Cindypun seketika membalikkan badan dan menjulurkan lidahnya,
mengocok-ngocok batang penisku yang kemerahan dan saat kurasakan aku tak
mampu menahan lagi kutaruh penisku diantara kedua belah payudaranya dan
kedua tangan Cindy pun menggesek-gesekkan payudaranya yang menjepit
batang kemaluanku dan….croott…crooottt… spermaku jatuh disekitar dada
dan lehernya Sebagian tumpah diatas sprei. Cindy menjilati penisku
membersihkan sisa-sisa spermaku yang masih ada.
“Kamu ternyata kuat juga Say, aku hampir tak berdaya dihadapanmu” kubelai rambut Cindy yang sudak acak-acakan tak karuan.
“Aku juga ngga nyangka kamu sehebat ini Yan….”desahnya manja .
Waktu
sudah menunjukkan setengah satu malam Dan setelah kami istirahat
sekitar lima belas menit, kami memakai pakaian kami kembali dan
membereskan tempat tidur yang sudah berantakan. Dan tak lama kemudian
kami pun pergi tidur dikamar masing-masing melepaskan rasa lelah setelah
kami ‘bermain” tadi.
Begitulah
kisahku dengan Cindy, setiap hari kami selalu melakukannya setiap kali
kami ingin dan ada kesempatan. Kami melakukannya di kamar sebelah kalau
malam hari, kamar kostku, atau bahkan dikamar mandi (sambi mandi bareng
disaat rumah kost kosong hanya ada kami berdua).
Hingga
pada suatu hari Cindy harus pindah ke luar kota ikut kedua orang tuanya
yang telah berbaikan lagi. Aku benar-benar kehilangan dia, dan ingin
kuterus bersamanya. Pernah beberapa kali kususul ke tempatnya yang baru
dan kami melakukannya berkali-kali di hotel tempat kami menginap.
Tanggal 27 November 1998, tiba-tiba kuterima surat dari Cindy yang
mengabarkan bahwa ia akan menikah dengan orang yang dipilihkan orang
tuanya dan aku benar-benar kehilangan dia, aku sungguh sabgat mencintai
dia….. Sekarang, setiap kali aku melakukan masturbasi, fantasiku selalu
melayang mengingat saat-saat terindah kami melakukan hubungan seks
pertama kali dikamar sebelah itu. Ingin rasanya aku ulangi saat-saat
indah itu…
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Cerita Dewasa
dengan judul Cerita Dewasa - Kuperawani Cewek Baruku. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://lintasintim.blogspot.com/2014/01/cerita-dewasa-kuperawani-cewek-baruku.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Meisya - Rabu, 15 Januari 2014