Cerita Dewasa - Nikmatnya Ngentot Kirsten ABG Bule
Nikmatnya Ngentot Kirsten ABG Bule – Hari ini berlalu dengan sangat
membosankan Meeting tentang implementasi software masih saja berlangsung
sedari pagi tadi. Si konsultan yang sok pinter itu masih melakukan
presentasi tentang feature-feature softwarenya. Sudah penat pikiranku
mendengarnya, sehingga kadang kala aku berpikir.. Kalau saja ini semua
cuma film, aku tinggal menekan tombol “fast forward” saja biar cepat
selesai. Aku terpaksa ikut meeting ini karena semua board of management
datang, termasuk the big boss.., my dad.
Begitu seriusnya meeting tersebut, hingga makan siangpun dilakukan di
ruang meeting dengan membeli nasi kotak. Shit! Because having lunch is
my favorite time in the office.. He.. He..
Jam 3.15 selesai jugalah segala macam cobaan ini. Aku bergegas
kembali ke ruanganku bersama Lia, sekretarisku. Di lobby tampak
resepsionis baru, Dian, tersenyum sambil menganggukkan kepala tanda
hormat. Kubalas senyumnya sambil memperhatikan Noni yang duduk di
sebelah Dian. Resepsionis yang satu lagi ini tampak jengah dan pura-pura
tidak melihatku. Memang akhir-akhir ini dia tampak ketakutan bila
bertemu, mungkin karena sering aku pakai dia untuk memuaskan nafsu
birahiku.
Resepsionis baru Dian, adalah bekas pegawai salon langgananku. Aku
rekrut dia karena memang kantorku butuh resepsionis cadangan kalau-kalau
Noni tidak masuk. Tetapi alasan utama adalah karena bentuk fisik
terutama buah dadanya yang amat mengusik nafsu kelelakianku.
Lia kembali ke mejanya, sedangkan aku masuk ke ruanganku. Sesampai di
dalam, kuhempaskan tubuhku di kursi sambil menghela nafas panjang.
Kubuka laptopku untuk browsing internet guna menghilangkan penat. Aku
buka situs “barely legal teens” yang menampilkan ABG bule yang
cantik-cantik. Melihat gambar-gambar itu, tiba-tiba aku teringat
pengalamanku beberapa tahun yang lalu ketika aku masih kuliah di
Amerika.
*****
Aku tinggal di sebuah apartemen di daerah Anaheim, California.
Apartemenku ini terletak tak jauh dari Disneyland, sehingga banyak turis
yang berkunjung ke daerah itu. Aku mengambil pasca sarjana di sebuah
universitas yang tak jauh dari apartemenku. Singkat kata, lokasi
apartemenku ini strategis sekali, kemana-mana dekat.
Kadang kala di akhir pekan, bila tidak ada acara lain, aku berkunjung
ke rumah sepupuku di Long Beach. Sepupuku ini, Linda, berusia jauh
lebih tua dariku, dan mempunyai anak laki-laki remaja. Namanya Franky,
berumur 17 tahun, dan waktu itu duduk di bangku SMA/high school.
Pada suatu hari, aku mendapat undangan bbq dari Linda, sepupuku itu.
Kukebut Honda Civic-ku menembus belantara highway menuju Long Beach. Tak
lama, akupun sampai di rumahnya yang mempunyai pekarangan cukup luas.
“Hi.. Bert, ayo masuk” Linda menyapaku.
“Sombong nih udah lama nggak ke sini”
“Sedang sibuk nih, banyak tugas” alasanku.
“Sombong nih udah lama nggak ke sini”
“Sedang sibuk nih, banyak tugas” alasanku.
Memang beberapa minggu ini aku menghabiskan akhir minggu bersama-sama dengan teman-temanku.
“Hi.. Oom Robert” Franky menyapaku.
“Gimana notebook-nya sudah nggak pernah ngadat lagi khan?”
“Nggak Frank.. Kamu memang jago” pujiku.
“Gimana notebook-nya sudah nggak pernah ngadat lagi khan?”
“Nggak Frank.. Kamu memang jago” pujiku.
Franky ini memang terkenal pintar, dan hobby komputer. Notebook-ku
yang rusak bisa dia perbaiki, sedangkan saat aku bawa ke toko tempat aku
membeli, aku disarankan untuk membeli yang baru saja. Wajahnya pun
ganteng, hanya saja dia agak sedikit feminin. Berkacamata, selalu
berpakaian rapi, dengan rambut kelimis disisir ke samping, membuatnya
tampak smart, santun, dan.. Anak Mami.
“Ini Oom, kenalin my special friend” katanya.
Agak kaget juga aku melihat gadis ABG yang muncul dari dalam. Dia
gadis bule seusia Franky, dengan tubuh yang tinggi semampai dan rambut
pirang sebahu.
“Hi.. I am Kirsten” katanya menyapaku.
“Hello.. I am Robert. Nice to meet you” kataku sambil menatap matanya yang berwarna biru.
“Hebat juga kamu Frank” kataku menggoda. Diapun tertawa senang.
“Hello.. I am Robert. Nice to meet you” kataku sambil menatap matanya yang berwarna biru.
“Hebat juga kamu Frank” kataku menggoda. Diapun tertawa senang.
Kami pun lalu ke halaman belakang, dimana bbq diadakan. Beberapa tamu
telah datang. Freddy, suami Linda tampak sedang mempersiapkan
peralatannya. Akupun kemudian berbincang basa-basi dengannya.
Sepanjang acara, kadang aku lirik Kirsten, ABG bule itu. T-shirt
warna hijau ketatnya memperlihatkan tonjolan buah dadanya yang
terbungkus BH. Karena ukuran buah dadanya yang besar, saat dia berjalan,
buah dadanya itupun bergoyang-goyang menggemaskan. Ditambah dengan
celana pendek jeans yang memperlihatkan pahanya yang mulus menambah
indahnya pemandangan saat itu. Celana jeans yang pendek itu kadang
memperlihatkan sebagian bongkahan pantatnya. Memang saat itu sedang
musim panas, sehingga mungkin wajar saja berpakaian minim seperti itu.
“Bert, kita mau minta tolong nih. Aku dan Freddy mau ke pesta
penikahan temanku di New York. Tolong ya kamu jagain rumah sama si
Franky. Tolong awasin dia supaya nggak macem-macem” Linda meminta
bantuanku ketika kami telah menyantap makan malam kami.
“Yach OK deh.. Asal ada oleh-olehnya saja” jawabku.
“Beres deh..” sahut Linda sambil tertawa.
“Memang perlu juga nih pergantian suasana untuk beberapa hari”, pikirku.
“Yach OK deh.. Asal ada oleh-olehnya saja” jawabku.
“Beres deh..” sahut Linda sambil tertawa.
“Memang perlu juga nih pergantian suasana untuk beberapa hari”, pikirku.
*****
“Frank.. Oom pergi dulu ke kampus. Ada tugas kelompok nih. Pulangnya agak malam, OK. Take care, and behave”
“Iya Oom.. Jangan kuatir.” jawabnya sambil memakan cerealnya.
“Iya Oom.. Jangan kuatir.” jawabnya sambil memakan cerealnya.
Sesampai di kampus, aku pun mulai menyelesaikan tugas bersama
kelompokku. Ternyata cepat selesai juga tugas tersebut. Setelah makan
siang di cafetaria, akupun kembali ke rumah sepupuku.
Tiba di depan rumah sepupuku itu, tampak sebuah mobil lain sedang
parkir di halaman rumah. Akupun tak ambil pusing dan masuk ke ruang tamu
lewat pintu belakang. Saat duduk si sofa, tiba-tiba kudengar
suara-suara mencurigakan dari dalam kamar Franky. Akupun mengendap-endap
menuju jendela kamarnya yang terkuak sedikit. Di dalam kulihat Kirsten
sedang menciumi Franky dengan bernafsu.
“Come on open your mouth a little bit” katanya sambil kemudian terus menciumi Franky yang tampak kewalahan.
“Here touch my breasts” Kirsten menarik tangan Franky untuk kemudian diletakkannya di dadanya yang terbungkus tank top warna pink.
“Here touch my breasts” Kirsten menarik tangan Franky untuk kemudian diletakkannya di dadanya yang terbungkus tank top warna pink.
Aku terbeliak melihat pemandangan ini, dan tiba-tiba saja akalku
berjalan. Aku bergegas ke ruanganku untuk mengambil videocam yang
kugunakan kemarin untuk merekam pesta bbq. Saat aku kembali mengintip ke
kamar Franky, tampak Kirsten mengangkat tank topnya sehingga
menampakkan buah dadanya yang mulus dan ranum di depan wajah Franky.
“You may kiss them.. Come on.. Suck my breasts” katanya. Franky masih
tampak terdiam bengong sehingga Kirstenpun tampak tak sabar dan menarik
kepalanya menuju buah dadanya.
“Ahh.. Shit.. Yeah.. Suck it.. That’s right.. Ahh” erangnya ketika Franky mulai menghisapi buah dadanya yang putih mulus berputing merah muda itu.
“Ahh.. Shit.. Yeah.. Suck it.. That’s right.. Ahh” erangnya ketika Franky mulai menghisapi buah dadanya yang putih mulus berputing merah muda itu.
Kemaluanku memberontak di dalam celanaku, tapi tetap aku berkonsentrasi merekam semua adegan ini.
“Now it’s my turn. I want to suck your cock. I want to taste
Indonesian cock” Kirsten berkata seperti itu sambil berlutut di depan
Franky. Dibukanya celana Franky sehingga tinggal celana dalamnya saja
yang masih tertinggal.
Kirsten mulai menjilati kemaluan Franky dari luar celana dalamnya, sambil matanya menatap menggoda ke arah Franky.
“You like that? Hmm.. You like that? ” erangnya menggoda.
“Ohh..” tiba-tiba Franky mengejang dan tampak cairan ejakulasinya membasahi celana dalamnya.
“Shit.. Franky.. You came already?” tampak Kirsten kecewa.
“You’ve never done this before huh?”
“Ohh..” tiba-tiba Franky mengejang dan tampak cairan ejakulasinya membasahi celana dalamnya.
“Shit.. Franky.. You came already?” tampak Kirsten kecewa.
“You’ve never done this before huh?”
Frankypun tertunduk lesu, sementara Kirsten dengan sedikit kesal
membenahi pakaiannya dan kembali bangkit berdiri. Saat itu aku mengambil
keputusan untuk menerjang masuk ke dalam. Pintu ternyata tidak
terkunci, dan mereka tampak kaget melihat aku masuk membawa video
camera.
“What the hell are you doing?!!” tanyaku.
“Oh anu Oom.. Nggak kok.. Anu..” Franky tampak terbata-bata tidak bisa menjawab.
“It is not what it looks like. Nothing happened, sir..” Kirstenpun tampak agak sedikit ketakutan.
“Hey.. I got all the proof here” sahutku.
“I am going to tell your Mom and your parents too, Kirsten”
“Please don’t.. Sir” tampak Kirsten mulai panik dan mencoba merayuku agar menyimpan rahasia ini. Sementara Franky tampak pucat pasi sambil mengenakan kembali pakaiannya.
“Stay here.. I want to talk with both of you” kataku sambil keluar membawa videocam meninggalkan mereka berdua. Kusimpan baik-baik barang bukti ini.
“Oh anu Oom.. Nggak kok.. Anu..” Franky tampak terbata-bata tidak bisa menjawab.
“It is not what it looks like. Nothing happened, sir..” Kirstenpun tampak agak sedikit ketakutan.
“Hey.. I got all the proof here” sahutku.
“I am going to tell your Mom and your parents too, Kirsten”
“Please don’t.. Sir” tampak Kirsten mulai panik dan mencoba merayuku agar menyimpan rahasia ini. Sementara Franky tampak pucat pasi sambil mengenakan kembali pakaiannya.
“Stay here.. I want to talk with both of you” kataku sambil keluar membawa videocam meninggalkan mereka berdua. Kusimpan baik-baik barang bukti ini.
Sekembalinya ke ruangan itu, Franky dan Kirsten tampak gelisah duduk
di tepi ranjang. Persis seperti maling yang tertangkap di tayangan Buser
SCTV He. He..
“You won’t tell anybody, will you sir? ” tanya Kirsten berharap.
“Well.. It depends. If you let me fuck you.. I won’t” jawabku.
“Well.. It depends. If you let me fuck you.. I won’t” jawabku.
Aku memang horny sekali melihat Kirsten saat itu. Dengan rok mini dan tank top-nya, tampak kesegaran tubuh ranum ABG bule ini.
“Lho kok..” tanya Franky kaget.
“Iya Frank. Oom pengen ngerasain pacarmu ini. Ngerti!! Sekalian kamu bisa belajar gimana lelaki sejati make love. Biar nggak malu-maluin” jawabku.
“You want to taste real indonesian cock, don’t you? You little slut” kataku sambil meremas-remas rambut pirang Kirsten.
“Iya Frank. Oom pengen ngerasain pacarmu ini. Ngerti!! Sekalian kamu bisa belajar gimana lelaki sejati make love. Biar nggak malu-maluin” jawabku.
“You want to taste real indonesian cock, don’t you? You little slut” kataku sambil meremas-remas rambut pirang Kirsten.
Akupun lalu duduk di samping gadis remaja bule ini di ranjang. Kuremas-remas pundaknya yang mulus.
“Pindah sana.. Duduk di kursi!!” perintahku pada Franky.
Kutarik wajah cantik Kirsten, dan kukulum bibirnya. Sementara
tanganku meremas-remas buah dadanya dari balik tank topnya. Pertama kali
dia tak memberikan reaksi, akan tetapi setelah beberapa lama, dia mulai
mengerang nikmat.
“Hmm.. Hmm” erangnya ketika tanganku merogoh ke balik tanktopnya dan memilin puting buah dadanya yang telah mengeras.
Kuangkat ke atas tank topnya sehingga buah dadanya yang tak tertutup BH mencuat menantang di depan wajahku.
“You want me to suck your breast?” tanyaku.
“Hmm.. Yeah.. Please sir..” jawabnya mendesah.
“Ahh.. Sstt.. Oh yeah..” erangnya lagi ketika buah dadanya aku hisap sambil tanganku memainkan puting buah dadanya yang lain.
“Ini namanya nipple, Frank. Cewek biasanya suka kalau bagian ini dijilat dan dihisap. Ngerti?” kataku sambil menunjukkan cara menjilat dan menghisap puting buah dada kekasih cantiknya ini. Sementara Kirsten makin mengerang tak karuan menerima kenikmatan yang diberikan mulutku di dadanya.
“Ok now it is your turn to suck my cock. You want it, right?” tanyaku sambil berdiri menghadapnya yang duduk di atas ranjang.
“Come on open your present, you naughty girl!!” perintahku lebih lanjut.
“Hmm.. Yeah.. Please sir..” jawabnya mendesah.
“Ahh.. Sstt.. Oh yeah..” erangnya lagi ketika buah dadanya aku hisap sambil tanganku memainkan puting buah dadanya yang lain.
“Ini namanya nipple, Frank. Cewek biasanya suka kalau bagian ini dijilat dan dihisap. Ngerti?” kataku sambil menunjukkan cara menjilat dan menghisap puting buah dada kekasih cantiknya ini. Sementara Kirsten makin mengerang tak karuan menerima kenikmatan yang diberikan mulutku di dadanya.
“Ok now it is your turn to suck my cock. You want it, right?” tanyaku sambil berdiri menghadapnya yang duduk di atas ranjang.
“Come on open your present, you naughty girl!!” perintahku lebih lanjut.
Tangan halus Kirstenpun mulai membuka retsleting celanaku. Karena tak
sabar, akupun membantunya membuka celana itu berikut celana dalamnya.
Tampak kemaluanku sudah berdiri tegak dengan gagahnya di depan wajah
cantik Kirsten.
“Is it big enough for you, Kirsten?” tanyaku sambil meremas-remas rambut pirangnya.
“Yes, sir.. Very big..” jawabnya sambil tangannya mengelus-elus kemaluanku. Matanya yang biru indah tampak sedang mengagumi kemaluanku yang besar.
“What are you waiting for? Come on suck my big Indonesian cock. Let your boyfriend watch!!” perintahku sambil sedikit mendorong kepalanya ke arah kemaluanku.
“Yes, sir.. Very big..” jawabnya sambil tangannya mengelus-elus kemaluanku. Matanya yang biru indah tampak sedang mengagumi kemaluanku yang besar.
“What are you waiting for? Come on suck my big Indonesian cock. Let your boyfriend watch!!” perintahku sambil sedikit mendorong kepalanya ke arah kemaluanku.
Kirstenpun mulai mengulum kemaluanku. Sesekali dijilatinya batang kemaluanku sambil matanya menatapku menggoda.
“You like it, huh?” tanyaku sambil meremas remas rambutnya gemas.
“Yes.. Very much, sir” katanya sambil tersenyum manis.
“Yes.. Very much, sir” katanya sambil tersenyum manis.
Tangannya yang halus mengocok-ngocok kemaluanku. Dijilatinya kepala
kemaluanku, dan kemudian dikulumnya lagi senjata pamungkasku. Mulutnya
yang berbibir tipis khas orang bule tampak penuh disesaki kemaluanku.
Kusibakkan rambutnya yang jatuh menutupi, sehingga pipinya yang menonjol
menghisapi kemaluanku tampak jelas tertampang di hadapan Franky.
“Lihat Frank.. Cewekmu suka banget kontol Oom. Makanya kalau punya kontol yang besar..” kataku menggoda Franky.
Di atas kursi, Franky terdiam bengong melihat pacar bulenya yang
cantik sedang dengan lahap menghisapi kemaluanku. Tampak Franky mulai
terangsang karena dia mulai memegang-megang kemaluannya sendiri.
“OK.. It’s time to fuck you” kataku sambil melepas baju yang kukenakan sehingga aku sekarang sudah telanjang bulat.
Aku duduk di kursi di hadapan Franky dan kuminta Kirsten untuk
menghampiriku. Kusuruh dia duduk dipangkuan membelakangiku. Kuciumi
pundak Kirsten yang masih mengenakan tank topnya, dan kuraba pahanya
yang putih menggairahkan itu. Sesampai di celana dalamnya, kusibakkan
celana itu ke samping sehingga tampak vaginanya yang bersih tak berbulu,
merekah mengundang. Kupermainkan jariku di vaginanya, dan kuusap-usap
klitorisnya. Tubuh Kirsten agak sedikit melonjak sambil dia
mengerang-erang kenikmatan.
“Yeaah.. That’s it.. That’s it” desahnya sambil menggelinjang.
“Ini namanya klitoris, Frank. Ini daerah paling sensitif. Catat itu!” kataku. Franky tampak masih mengusap-usap kemaluannya sendiri melihat kekasih bulenya kukerjai.
“You want me to fuck you now?” tanyaku pada Kirsten yang terus menerus mengerang dan mendesah.
“Please.. Please..” jawabnya.
“But your boyfriend is looking” kataku lagi.
“I don’t care. Please fuck me, sir..” Kirsten menjawab sambil meraba-raba buah dadanya sendiri. Tanganku masih mengusap-usap kemaluan gadis remaja cantik ini sementara mulutku menciumi pundaknya yang bersih mulus.
“Ini namanya klitoris, Frank. Ini daerah paling sensitif. Catat itu!” kataku. Franky tampak masih mengusap-usap kemaluannya sendiri melihat kekasih bulenya kukerjai.
“You want me to fuck you now?” tanyaku pada Kirsten yang terus menerus mengerang dan mendesah.
“Please.. Please..” jawabnya.
“But your boyfriend is looking” kataku lagi.
“I don’t care. Please fuck me, sir..” Kirsten menjawab sambil meraba-raba buah dadanya sendiri. Tanganku masih mengusap-usap kemaluan gadis remaja cantik ini sementara mulutku menciumi pundaknya yang bersih mulus.
Franky tiba-tiba berdiri dari kursi dan menuju Kirsten. Tangannya
mengusapi rambut Kirsten sementara tangannya yang lain mulai membuka
retsleting celana yang dikenakannya.
“Hey!! Mau ngapain kamu? Nggak usah ikut-ikut. Balik duduk sana. Kamu
lihat saja dulu!!” perintahku. Dengan menurut Frankypun kembali duduk
menatap pacarnya yang sedang akan disetubuhi Oomnya.
Kirsten mengarahkan kemaluanku ke vaginanya. Ketika dia merendahkan
tubuhnya, sedikit demi sedikit kemaluanku pun memasuki tubuhnya.
“Hmm.. Oh my god.. Ohh..” erangnya ketika vaginanya disesaki kemaluanku.
“You like that?” tanyaku.
“You like that?” tanyaku.
Kirsten tak menjawab, akan tetapi dia mulai menaik turunkan tubuhnya
di atas pangkuanku. Badannya agak aku condongkan ke belakang hingga aku
dapat menciumi bibirnya, tatkala kemaluanku memompa vagina ABG bule
cantik ini. Tanganku menarik tanktopnya ke atas sehingga buah dadanya
yang berayun-ayun menggemaskan dapat aku remas sepuas hati.
“Perhatikan baik-baik Franky. Begini caranya memuaskan pacarmu!!” kataku di sela-sela erangan Kirsten.
Setelah beberapa lama, aku turunkan tubuh Kirsten dari pangkuanku,
dan kutarik dia menuju ranjang. Kurebahkan tubuhku di ranjang dan
Kirsten kemudian menaiki tubuhku.
“I want to ride your big dick. Is it Ok, sir?” tanyanya.
“Yes.. Do it. Let your boyfriend watch and learn!” kataku.
“Yes.. Do it. Let your boyfriend watch and learn!” kataku.
Kembali vagina sempit Kirsten menjepit nikmat kemaluanku. Tubuh
padatnya tampak naik turun menikmati kelelakianku, terkadang
digesek-gesekkannya pantatnya maju mundur menambah sensasi nikmat yang
aku rasakan.
“Oh my god.. So big.. Yes.. Yess.. Oh yess..” erang Kirsten sambil terus memompa kemaluanku.
Kulihat Franky sekarang sedang mengocok kemaluannya sendiri. Mungkin sudah tidak tahan dia melihat pacarnya aku setubuhi.
“Ohh.. I am cumming.. Yeahh..” jerit Kirsten sambil menjatuhkan tubuhnya dipelukanku.
Tampak butiran keringat membasahi keningnya. Kuusap rambutnya dan kuciumi wajahnya yang cantik itu.
“OK I want to cum in your pretty face. Suck it again” perintahku.
Kirstenpun kemudian menciumi wajahku, leherku kemudian menghisap
puting dadaku. Kemudian dengan gaya menggoda, dia menjilati perutku dan
terus menuju ke bawah. Tak lama kembali mulutnya menghisapi kemaluanku
dengan bernafsu.
“Look at your boyfriend while you are sucking my cock!!” perintahku.
Kirsten pun menoleh ke kiri ke arah Franky sementara kemaluanku masih
menyesaki mulutnya. Tangannya menyibakkan rambutnya sendiri, sehingga
pacarnya dapat melihatnya dengan jelas ketika dia mengulum kemaluanku.
“Ehmm.. Ehmm..” erangnya sambil tangannya mengocok bagian bawah batang kemaluanku yang tidak muat masuk ke dalam mulutnya.
Aku memandang Franky sambil mengelus-elus rambut pirang pacarnya yang
cantik ini. Tampak makin cepat Franky mengocok kemaluannya sendiri
sambil menatap Kirsten yang sedang menghisapi kemaluanku.
“Ahh” Tak lama Frankypun menjerit ketika dia mengalami orgasme.
Sementara Kirsten, pacarnya, masih menikmati kemaluanku dengan lahap.
“Oh shit.. I am cumming..” jeritku.
“Oh shit.. I am cumming..” jeritku.
Kirsten membuka mulutnya ketika cairan ejakulasiku tersembur keluar mengenai wajah dan mulutnya.
*****
Mengenang kejadian itu, terasa nafsu birahiku timbul. Terlebih
setelah melihat gambar di notebookku dimana seorang laki-laki sedang
dihisap kemaluannya oleh seorang wanita, sementara dia melahap buah dada
wanita yang lain dengan rakusnya.
“Masih ada waktu untuk melakukan seperti itu”, pikirku setelah
melihat jam tanganku. Memang sore itu aku ada janji untuk latihan
driving dengan seorang teman.
“Lia.. Tadi bapak sudah pulang belum?” tanyaku lewat telepon pada sekretarisku.
“Sudah Pak.. Sehabis meeting tadi langsung pulang” jawabnya.
“Kalau gitu kamu kemari sebentar. Ajak Dian juga”, perintahku lebih lanjut. Memang enak punya karyawati cantik.
“Lia.. Tadi bapak sudah pulang belum?” tanyaku lewat telepon pada sekretarisku.
“Sudah Pak.. Sehabis meeting tadi langsung pulang” jawabnya.
“Kalau gitu kamu kemari sebentar. Ajak Dian juga”, perintahku lebih lanjut. Memang enak punya karyawati cantik.
TAMAT
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Cerita Dewasa
dengan judul Cerita Dewasa - Nikmatnya Ngentot Kirsten ABG Bule. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://lintasintim.blogspot.com/2014/01/cerita-dewasa-nikmatnya-ngentot-kirsten.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Meisya - Rabu, 29 Januari 2014